Perkembangan manajemen pengetahuan :
Dengan kemajuan teknologi informasi yang dapat dimanfaatkan dalam usaha-usaha pengembangan manajemen pengetahuan sebagai suatu disiplin yang mampu memperlakukan modal intelektual sebagai aset yang dikelola, menjadi daya dorong sebagai satu kekuatan kepemimpinan.
Dengan pemikiran diatas maka apa yang disebut dengan intelligence gathering (pengumpulan intelejin) sebagai proses untuk membuat pengetahuan rahasia atau tersembunyi, informasi, data pendapat, pengetahuan mengenai pasar, pesaing, prosfek, influncer dan klien menjadi aset dalam rangka meraih tujuan-tujuan yang telah ditetapkan organisasi.
Oleh karena itu, membangun organisasi pembelajaran dalam mencapai kesuksesan sebagai peaku bisnis, menyadari sepenuhnya hal-hal sebagai berikut :
• Bagaimana memuaskan pelanggan tanpa penggumpulan intelijin.
• Setiap pesaing tidak akan mundur setapakpun untuk membuat pelanggan puas.
• Mentalitas pengumpulan intelijin dalam program pengumpulan informasi..
• Pasar yang dinamis menuntut adanya pengumpulan intelijin.
• Membangun dengan reputasi yang positip sebagai penopang keberhasilan usaha
• Perlunya keteladanan sebagai pigur yang selalu diingat.
• Secara berkelanjutan mengembangkan program pengelolaan pengetahuan.
• Membangun karyawan dengan jati dirinya dalam hubungan dengan pelanggan
• Perlu selalu diingat bahwa pengumpulan intelijin sebagai proses mendidik.
Keragaman dan mobilitas tempat kerja :
Kita harus mampu membayangkanbagaimana komunitas global dimana akan ada suatu tim lintas budaya, lintas fungsional, tersebar secara global, yang akan menjadi pendorong dalam keragaman dan mobilitas tempat kerja.
Situasi tersebut mendorong kita untuk memahami kemungkinan bakal terjadi dalam kominitas global akan kegagalan dan atau keberhasilan karena kita tidak bisa menyatukan pikiran-pikiran yang mempengaruhinya atas faktor penentu sbb.:
Multi budaya yang mempengaruhi sikap dan perilaku dalam kerja global yang menuntut adanya pola pikiran yang sama untuk menghindari adanya konflik.
Ketersebaran geografis, dimana dengan adanya bisnis yang tersebar secara geografis memberikan peluang bagi orang-orang yang melepaskan diri dari multi budaya, namun diperlukan perekat dalam berkolaborasi dan koordinasi yang sangat tergantung dari sisi manusia itu sendiri.
Kreativitas dan inovasi menjadi terbuka dengan kemampuan memanfaatkan teknologi informasi memberi peluang yang sangat terbuka yang luar biasa bagi perusahaan global. Bersama pembelajaran lintas budaya dan keterampilan serta kompetensi yang menghasilkan kerja sama tim yang efektif.
Didalam model organisasi pembelajaran disini terdapat subsistem pusat yang disebut subsistem pembelajaran menjadi penggerak dari subsistem lainnya yang saling terkait yang mencakup :
• Subsistem Pembelajaran
• Subsistem Organisasi
• Subsistem Kepemimpinan
• Subsistem Sumber daya manusia
• Subsistem Pengetahuan
• Subsistem Perubahan
• Subsistem Sistem informasi
Dengan pemahaman model tersebut diharapkan menjadi konsep pe- ngelolaan dalam membangun organisasi pembelajaran untuk mendukung usaha-usaha membangun dan mengembangkan organisasi berbasis pengetahuan.
Pada tingkatan pembelajaran akan mencakup tingkatan manajemen puncak, menengah, bawah, supervisi dan karyawan dalam meningkatkan kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan peran mereka baik kebutuhan individu, kelompok dan organisasi.
Pada bentuk pembelajaran akan mencakup hal-hal yang berkaitan dengan pening-katan kemampuan berpikir methodis dan non methodis kedalam bersikap dan berperilaku adaptasi, antisipasi dan tindakan aksi.
Pada membangun kebiasaan yang efektif dimaksudkan meningkatkan pola berpikir dan bertindak melalui penguasaan pengetahuan yang diperoleh dari informasi dalam kerangka apa yang harus dilakukan dan mengapa ; penguasaan keterampilan yang diperoleh dari pengalaman sendiri dan atau orang lain dalam kerangka bagiamana melakukannya ; penguasaan keinginan yang sejalan dengan individu, kelompok dan organisasi dalam kerangka keinginan melakukan.
Persfektif
Pada strategis persfektif merupakan kerangka organisasi sebagai alat untuk menuangkan keputusan-keputusan strategik sebagai sistem yang mampu beradaptasi terhadap :
• perubahan-perubahan dalam konsep keputusan strategik
• kreativitas individu dan kelompok menjadi inovasi organisasi
• perubahan-perubahan karena faktor internal dan eksternal
• kemajuan teknologi dalam ekonomi global.
Hal-hal yang dituangkan disini bertitik tolak dari pemikiran intusisi, keefektifan, proses pengambilan keputusan, kesamaan budaya dan komitmen bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar