Minggu, 29 Mei 2011

MANAJEMEN STRATEGI PERUSAHAAN


MANAJEMEN STRATEGI PERUSAHAAN

1.Pengertian Manajemen Strategi
Menurut Thomas L.Wheelen – J.David Hunger manajemen strategi adalah serangkaian dari pada keputusan majerial dan kegiatan-kegiatan yang menentukan keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang. Kegiatan tersebut terdiri dari perumusan / perencanaan strategi,pelaksanaan / implementasi, dan evaluasi.

2.Tujuan Manajemen Strategi
a). Memberikan Arah Pencapaian Tujuan Organisasi / Perusahaan
Dalam hal ini, manajer strategi harus mampu menunjukan kepada semua pihak kemana arah tujuan organisasi / perusahaan. Karena, arah yang jelas akan dapat dijadikan landasan untuk pengendalian dan mengevaluasi keberhasilan.

b). Membantu Memikirkan Kepentingan Berbagai Pihak
Organisasi / perusahaan harus mempertemukan kebutuhan berbagai pihak, pemasok, karyawan, pemegang saham, pihak perbankan, dan masyarakat luas lainnya yang terkait dengan perusahaan atau disebut dengan istilah Stakeholder Benefits, memegang peranan terhadap sukses atau gagalnya perusahaan.

c). Dapat Mengantisipasi Setiap Perubahan Kembali Secara Merata
Manajemen strategi memungkinkan eksekutif puncak untuk mengantisipasi perubahan dan menyiapkan pedoman dan pengendalian, sehingga dapat memperluas kerangka waktu/ berpikir mereka secara prespektif dan memahami konstribusi yang baik untuk hari ini dan hari esok.
d). Berhubungan dengan Efisiensi dan Efektifitas
Tanggung jawab seorang manajer bukan hanya mengkonsentrasikan terhadap kemampuan atas kepentingan efisiensi, akan tetapi hendaknya juga mempunyai perhatian yang serius agar bekerja keras melakukan sesuatu secara lebih baik dan efektif.
3. Proses Pengambilan Keputusan Strategi
a). Pengambilan keputusan yang rasional analisis, yaitu pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan semua alternatif maupun segala akibat dari pilihan yang dapat dilihatnya dan menyusun segala akibatnya tersebut dengan memperhatikan skala pilihan yang pasti dan memilih alternatif yang memberikan hasil maksimum.
b). Pengambilan keputusan secara intuitif emosional, yaitu pengambilan keputusan dengan menggunakan perasaan, pengalaman, pemikiran, reflektif, dan naluri dangan menggunakan proses jiwa dibawah sadar.
c). Pengambilan keputusan secara perilaku politis, yaitu pengambilan keputusan dengan menggunakan sejumlah tekanan dari orang lain dan terpengaruh oleh keputusan mereka.

4. Kesimpulan Manajemen Strategi

a). Manajemen strategi pada intinya adalah memilih alternatif strategi yang terbaik bagi organisasi / perusahaan dalam segala hal untuk mendukung gerak usaha perusahaan.

b). Perusahaan harus melaksanakan menajemen strategi secara terus menerus dan harus fleksibel dengan tuntutan kondisi di lapangan.

Jumat, 27 Mei 2011

manajemen Pembangunan Daerah


Manajemen pembangunan Indonesia memiliki landasan yaitu manajemen pembangunan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dan memiliki tujuan yaitu manajemen yang diarahkan untuk pembangunan masyarakat adil dan makmur, merata material dan spritual berdasarkan Pancasila, dengan hakekatnya yaitu manajemen pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia menurut dua dimensi, yaitu:
1.      Pembangunan manusia yang seimbang, selaras, serasi antara kehidupan material dan spiritual.
2.      Semua golongan, semua daerah, dan generasi mendatang.
Strateginya, yaitu manajemen proses pembangunan yang mengusahakan (strategi) secara serasi dan berkaitan dengan trilogi pembangunan (pertumbuhan ekonomi, pemerataan, dan stabilitas nasional) yang pada akhirnya akan menunjang ketahanan nasional. Dalam proses pembangunan terdapat manajemen yang berdimensi pembangunan sosial ekonomi, manajemen yang berdimensi modernisasi proses sosial ke arah masyarakat maju, manajemen yang berdimensi pembangunan bangsa, yang aspek-aspeknya meliputi pembangunan manusiawi, kualitas fisik dan non fisik, otak dan watak. Menurutdimensi waktu, manajemen pembangunan dibagi menjadi pembangunan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan peraturan perundang-undangan pelaksana lainnya/turunannya, merupakan kebijakan yang bertujuan untuk mempercepat proses, yang pada akhirnya diharapkan akan berpengaruh  terhadap pencapaian hasil pembangunan yang tepat guna dan hasil guna, dalam arti pembangunan yang dilaksanakan dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat untuk kelangsungan hidupnya (suistainable community)dengan memperhatikan keseimbangan ekosistem. Intervensi pembangunan secara menyeluruh (holistic/comprehenship) hendaknya memperhatikan aspek-aspek kebutuhan (need, drive, and motive) masyarakat lokal (local community), keseimbangan alam dalam melakukan eksploitasi/eksplorasi nilai-nilai, filosofi hidup dan kehidupan (pepatah urang Sunda: ”Hirup Kudu Jeung Huripna”) dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup masyarakat.
Tujuan akhir dari pembangunan adalah kesejahteraan masyarakat(social welfare) dalam arti luas (kesejahteraan lahir mapun bathin). Kesejahteraan lahir akan terkait dengan tingkat kehidupan baik yang menyangkut ekonomi maupun strata sosial, sementara kesejahteraan bathin akan berkaitan dengan believe system yang ada pada dirinya. Bagaimana manusia memahami dirinya (self understanding), menerima dirinya(self acceptance) serta bagaimana cara dia mengaktualisasikan dirinya (self actualization) sehingga merasa puas (satisfaction). Dalam dunia Pewayangan sering ada pertanyaan “Urang teh ti mana ?, eukeur naon ?, bade kamana ?”. Hal ini senada dengan ajaran Islam yang membagi kehidupan manusia meliputi “Alam arwah, alam dunia, alam barzah, dan alam akhirat”. Manusia sejahtera secara bathin bila “konsep dirinya merasa puas serta memahami tugas  dan fungsinya sebagai khalifah di muka bumi”.  Sebagai khalifah mempunyai tugas memelihara bumi ini agar tidak terjadi kerusakan, dan fungsinya untuk menjaga keseimbangan alam melalui akal dan pikitran serta nuraninya  (qolbu), sehingga alam berfungsi sebagaimana mestinya.
            Demi kelangsungan hidupnya manusia selalu berupaya memenuhi kebutuhan diri serta mengatasi tantangan dan hambatan lingkungan alam dan sosialnya. Untuk itu selalu berupaya melakukan penciptaan-penciptaan (kreativitas) yang mengkristal menjadi kebudayaan. Pembangunan pada intinya merupakan penciptaan-penciptaan dalam memenuhi tuntutan hidup dan mengatasi tantangan lingkungan alam dan sosial. Seperti penciptaan kegiatan lapangan usaha dalam rangka memenuhi kebutuhan ekonomi, penciptaan  pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan daya nalar dan kreativitas agar terjadi akulturasi kebudayaan yang tetap mempertahankan nilai-nilai yang telah berkembang.
            Pada saat ini, indikator keberhasilan pembangunan terdiri atas bagaimana tingkat pengembangan sumber daya manusia (Indeks Pembangunan Manusia/ human development index/HDI), tingkat pencapaian ekonomi dan tingkat keseimbangan alam (ekosistem). Ketiga aspek tersebut memiliki keterkaitan dan ketergantungan (interrelasi dan interdependensi). Indeks Pembangunan Manusia merupakan indeks dari angka harapan hidup (AHH), angka Rata-Rata Lama Sekolah (RLS), Angka Melek Hurup (AMH), dan kemampuan daya beli (Purchasing Power Parity/PPP). Sementara tingkat pencapaian ekonomi meliputi Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), inplasi, dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dengan sembilan lapangan usahanya (pertanian-peternakan-kehutanan-perikanan, pertambanagn-penggalian, industri pengolahan, listrik-gas-air bersih, bangunan, perdagangan-hotel-restran, penganggkutan-komunikasi, keuangan-persewaan-jasa perusahaan-dan jasa-jasa lainnya. Keseimbangan alam dan lingkungan berkaitan dengan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP), pelestarian lingkungan hidup (hewani-hayati), serta tingkat kerusakan dan pencemaran lingkungan (polusi udara, air, tanah) yang secara nyata berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat.

Minggu, 22 Mei 2011

Konsep Manajemen Proyek


Konsep Manajemen Proyek

Manajemen proyek sistem informasi ditekankan pada tiga faktor, yaitu : manusia, masalah dan proses. Dalam pekerjaan sistem informasi faktor manusia sangat berperan penting dalam suksesnya manajemen proyek. Pentingnya faktor manusia dinyatakan dalam model pematangan kemampuan manajement manusia yang berfungsi untuk meningkatkan kesiapan organisasi perangkat lunak (sistem informasi) dalam menyelesaikan masalah dengan melakukan kegiatan menerima, memilih, kinerja manajemen, pelatihan, kompensasi, pengembangan karier, organisasi dan rancangan kerja serta pengembangan tim.


Dasar-Dasar Organisasional
Organisasi adalah sistem yang saling mempengaruhi dan salaing bekerja sama
antara orang yang satu dengan orang yang lain dalam suatu kelompok untuk mencapai
suatu tujuan tertentu yang telah disepakati bersama. Organisasi merupakan sistem
maka terdiri dari beberapa elemen yaitu :
1. orang, dalam organisasi harus ada sekelompok orang yang bekerja dan salah
satunya ada yang memimpin organisasi tersebut.
2. tujuan, dalam organisasi harus ada tujuan yang harus dicapai, baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang.
3. posisi, setiap orang yang ada dalam suatu organisasi akan menempati posisi atau
kedudukannya masing-masing.
4. pekerjaan, setiap orang yang ada dalam organisasi tersebut mempunyai pekerjaan
(job) masing-masing sesuai dengan posisinya.
5. teknologi, untuk mencapai tujuan organisasi membutuhkan teknologi untuk
membantu dalam pengolahan data menjadi suatu informasi.
6. struktur, struktur organisasi merupakan pola yang mengatur pelaksanaan pekerjaan
dan hubungan kerja sama antar setiap orang yang ada dalam organisasi tersebut.
7. lingkungan luar, merupakan elemen yang sangat penting dan akan mempengaruhi
keberhasilan suatu organisasi, misalnya adanya kebijakan pemerintah tentang
organisasi.


Prinsip-prinsip organisasi adalah nilai-nilai yang digunakan sebagai landasan kerja
bagi setiap orang yang ada dalam organisasi tersebut untuk mencapai keberhasilan
tujuan yang telah disepakati. Prinsip-prinsip yang ada dalam organisasi meliputi :
1. tujuan organisasi yang jelas
2. tugas yang dilakukan harus jelas
3. pembagian tugas yang adil
4. penempatan posisi yang tepat
5. adanya koordinasi dan integrasi


Manajemen dalam organisasi terdiri dari tiga tingkatan pembuat keputusan
manajemen yaitu : manajemen tingkat bawah (operasional), manajemen tingkat
menengah (perencanaan dan kontrol manajerial) dan manajemen tingkat atas
(strategik). Setiap level memiliki tanggung jawabnya sendiri-sendiri dan semuanya
bekerja sama dalam mencapai tujuan dan sasaran.


Manajemen tingkat bawah (operasional)
- Manajer operasional membuat keputusan berdasarkan aturan-aturan yang telah
ditetapkan sebelumnya dan menghasilkan hal-hal yang dapat diprediksikan bila
diterapkan dengan benar.
- Manajer operasi adalah pembuat keputusan yang pekerjaannya lebih jelas
sehingga dapat mempengaruhi implementasi dalam jadwal kerja, kontrol
inventaris, penerimaan, dan pengontrolan proses-proses seperti produksi.
- Manajer operasi membutuhkan informasi internal yang repetitif, dan sangat
tergantung pada informasi yang memuat tentang kinerja terbaru dan merupakan
pengguna on-line terbesar, sumberdaya-sumberdaya informasi real-time.


Manajemen tingkat menengah (perencanaan dan kontrol manajerial)
- Manajer tingkat menengah membuat perencanaan jangka pendek dan
mengontrol keputusan-keputusan tentang bagaimana sumberdaya bisa
dialokasikan dengan baik untuk memenuhi tujuan-tujuan organisasional, dan
meramalkan kebutuhan-kebutuhan sumberdaya dimasa datang untuk
meminimalkan problem-problem pegawai yang dapat membahayakan
produktivitas.
- Manajer tingkat menengah sangat tergantung pada informasi internal dan
membutuhkan sangat besar informasi real- time agar dapat melakukan
pengontrolan dengan tepat dan informasi terbaru atas kinerja yang diukur sesuai
standar.
Manajemen tingkat atas (strategik)
- Manajer strategik membuat keputusan-keputusan yang akan membimbing
manajer operasional dan manajer tingkat menengah.
- Manajer strategik bekerja di lingkungan pembuat keputusan yang sangat tidak
pasti. Membutuhkan informasi yang bersifat strategis, karena tugas kesehariannya
adalah pengarahan dan perencanaan.
- Informasi yang strategis diperlukan untuk menilai tingkat keberhasilan organisasi
menjalankan tugas dan tujuan organisasi.
- Membutuhkan informasi internal (agar bisa beradaptasi dengan perubahan-
perubahan yang terjadi dengan cepat) dan informasi eksternal (untuk mengetahui
peraturan pemerintah,kebijakan perekonomian, kondisi pasar dan strategi
perusahaan-perusahaan pesaing)


Jumat, 20 Mei 2011

Fungsi Perencanaan Dalam Manajemen


Fungsi Perencanaan Dalam Manajemen Yang Melayani 
 Dimensi Perencanaan Strategis Perencanaan strategis terdiri dari paling kurang dua kategori yang besar, yakni nonformal, atau suatu perencanaan strategis yang muncul secara 
intuitif sehingga biasanya tidak dituangkan dalam suatu perencanaan yang formal, dan perencanaan strategis formal yang dituangkan di dalam suatu dokumen resmi dari suatu organisasi. 

 Rencana strategis berbeda dengan taktik atau siasat. Amsal Salomo pun membedakan hal tersebut dalam Amsal 20:18 "Rancangan terlaksana oleh pertimbangan, sebab itu berperanglah dengan siasat." Tentu yang memerlukan pertimbangan yang mendalam adalah perencanaan strategis , sedangkan taktik, adalah apa yang harus dilakukan di lapangan. 

Tetapi sering perbedaan antara strategi dan taktik hanyalah terletak pada skala tindakan, dan perspektif dari pemimpin  dalam melihat strategi tersebut. Oleh karena itu, perencanaan strategis memiliki suatu dimensi yang tertentu yang mencakup hal-hal sbb: 

Pertama, suatu strategi formal yang efektif akan memiliki elemen-elemen penting seperti tujuan atau objectives, garis tuntunan yang jelas dalam membatasi suatu tindakan, urutan kegiatan atau program kegiatan di dalam melaksanakan tujuan yang akan dicapai dalam suatu kurun waktu tertentu. 

Kedua, suatu perencanaan strategis yang efektif, akan dikembangkan berdasarkan beberapa konsep kunci, dan penekanan yang memberikan organisasi suatu konsentrasi kekuatan yang terpadu, keseimbangan, dan fokus. Contoh misalnya sebuah organisasi yang menekankan strateginya pada perbedaan keunggulan kualitas produk, memfokus pada segmentasi, atau kelompok pelanggan tertentu. 

Dapat juga sebuah organisasi usaha menekankan pada harga yang rendah, atau menekankan pada suatu tindakan yang mendahului, sebelum organisasi lain melakukannya. Atau dapat saja organisasi menekankan pada sinerji, yakni perpaduan dari dua kekuatan atau lebih sehingga menghasilkan keluaran (output) yang lebih besar dari paduan kekuatan tersebut. 

Ketiga, suatu rencana strategis akan berhadapan dengan berbagai hal yang bukan saja tidak terduga, tetapi juga tidak diketahui. Oleh karena itu, di dalam suatu perencanaan strategis, harus diperhitungkan faktor -faktor yang dapat dikendalikan dan faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan. 

Keempat, dimensi perencanaan strategis biasanya dikenal berbagai hirarki atau tingkat perencanaan strategi. Misalnya dalam suatu organisasi usaha yang besar dan rumit, dikenal strategi korporasi , kemudian strategi bisnis, baru strategi produk atau strategi fungsional. 

Tindakan selanjutnya adalah memilih atau menentukan alternatif strategi mana yang akan digunakan, dilihat dari sisi jenis dan bentuknya. Dari segi jenis misalnya, penentuan hirarki atau tingkat strategi tersebut ialah apakah itu strategi fungsional, strategi bisnis, strategi global, atau
strategi korporasi? Langkah berikut adalah pelaksanaan strateginya, yang akan menyangkut minimal mendesain struktur dan pengendalian organisasi, 

kemudian mencocokkan strategi dari segi strukturnya dengan masing-masing tingkat strategi, dan bagaimana pengendalian strategi tersebut. Langkah yang paling kritis dan menentukan keberhasilan suatu strategi adalah, bagaimana mengelola atau bagaimana manajemen dari strategi tersebut menghadapi lingkungan yang senantiasa berubah. 

Jadi, jelas bahwa suatu organisasi perusahaan baik yang berskala besar, menengah, maupun kecil, peran perencanaan strategis akan sangat dominan dan menentukan jalannya sebuah organisasi atau organisasi perusahaan. Bagi sebuah organisasi yang besar, demikian pula organisasi yang berskala menengah, bahkan mungkin organisasi yang berskala kecil tetapi profesional, proses penentuan dan perumusan suatu rencana strategis akan merupakan suatu proses rumit dan komprehensif, dan membutuhkan proses pemikiran yang sangat mendalam, dan bukan sekedar pemikiran yang impulsif, atau hasil dari suatu pemikiran yang reaktif. 

Sebab, sebagaimana sudah dijelaskan di atas tadi, begitu banyak variabel yang harus dikaji, dianalisis, dan diperhitungkan dalam merumuskan suatu rencana strategi . Rencana strategi bukan hanya sekedar hasil dari suatu inspirasi, atau ilham, tetapi juga hasil dari suatu proses kerja keras dan berpikir keras. Sebagai orang Kristen, bilamana Anda bertugas di dalam pelayanan yang sedemikian, atau sebagai pemimpin yang melayani dalam menyusun suatu rencana strategi, maka Tuhanlah satu-satunya sumber hikmat. Menurut kamus Badudu - Zain, kata "berhikmat" antara lain berarti, bermanfaat, atau mempunyai manfaat yang besar. Atau dengan kata lain, berpikir secara mendalam untuk melahirkan suatu inspirasi yang bermanfaat. 

Oleh karena itu, hikmat yang benar akan melahirkan kebijakan yang bernilai tinggi dan sangat bermanfaat. Itulah sebabnya Raja Salomo di dalam Amsal 8:12 bahkan mempersonifikasikan hikmat dan mengatakan: "Aku, hikmat, tinggal bersama-sama dengan kecerdasan, dan aku mendapat pengetahuan dan kebijaksanaan." Hikmat dari Allah merupakan prinsip yang terbaik di dalam kehidupan, sebagaimana juga diungkapkan Salomo dalam ayat 10, "Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian." Dan bilamana kita kekurangan hikmat, Allah sudah berjanji untuk memberikan hikmat itu kepada manusia sebagaimana yang dikemukakan di dalam Yakobus 1:5 "Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintanya kepada Allah, yang memberikan
kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit, maka hal itu diberikan kepadanya." 

Senin, 16 Mei 2011

manajemen pelatihan


Jika perusahaan atau kantor Anda membutuhkan solusi optimal dalam pelatihan dan pengembangan SDM, silakan kunjungi official company web kami
Selama ini kami telah memberikan pelatihan manajemen pada beragam perusahaan, baik perusahaan swasta nasional, BUMN ataupun multi national company (profil yang lebih lengkap mengenai training solutions kami dapat dilihat .
Adapun tema workshop yang biasa kami berikan adalah sbb :
1.    Managing Corporate Performance with Balance Scorecard.
Sebuah workshop yang didesain untuk memberikan pendekatan yang komprehensif dan sekaligus praktikal, tentang bagaimana membangun sinergi antara corporate and employee performance scorecard.
2.    KPI-based Performance Appraisal System
Workshop ini didesain untuk memandu para peserta mengidentifikasi key performance indicators secara optimal, berdasar job des dan tugas yang telah menjadi tanggung jawabnya. Didalamnya juga akan diuraikan mengenai cara mengukur dan memonitor pencapaian KPI serta target kinerja yang telah ditetapkan.
3.    Coaching for Optimal Performance
Dalam workshop ini, para peserta akan dibekali dengan ketrampilan untuk mampu melakukan proses performance coaching secara optimal. Didalamnya antara lain akan diuraikan metode untuk mendiagnosa sumber penyebab masalah kinerja dan sekaligus menyusun perumusan solusinya.
4.    Performance-based Leadership for Managers/Supervisors
Workshop ini didesain untuk membekali para peserta sebuah kemampuan kepemimpinan yang berorientasi pada keunggulan kinerja. Didalamnya akan dipetakan a set of skills yang mesti dikuasai agar seorang manajer/supervisor mampu menjadi a high performance leader.

Sabtu, 14 Mei 2011

Manajemen Komunikasi


Ada empat tipe dasar yang digunakan untuk menggambarkan gaya komunikasi seseorang :
   1. Komunikasi Pasif
  Anda tidak pernah membela diri sendiri,  jika Anda adalah seorang komunikator pasif. Jika Anda adalah seorang komunikator pasif, Anda akan menghindari untuk mengungkapkan pikiran, perasaan dan opininya. Ketika Anda mengekspresikan perasaan dirinya, anda sering dengan cara minta maaf yang terkadang diabaikan oleh orang lain. Bahkan sebagai komunikator pasif, Anda mengizinkan orang lain untuk mengambil keuntungan dari anda dengan melanggar hak-hak Anda. Akibatnya Anda merasa cemas, terjebak dan putus asa karena Anda berada di luar kendali hidup Anda. 
Anda mungkin membenci orang lain karena Anda tidak mendapatkan kebutuhan Anda terpenuhi dengan sempurna. Perilaku Anda membiarkan orang lain untuk mendominasi Anda, seperti dengan berbicara lembut dengan kontak mata terbatas dan menggunakan bahasa tubuh tunduk. Anda mungkin mengalami depresi dan kebingungan. Anda dapat menjadi komunikator yang lebih kuat dengan menegaskan diri Anda sendiri. 
Lebih jauh komunikator Pasif menghindari konfrontasi beresiko oleh karena mereka menghindari untuk mengekspresikan pendapat dan perasaan mereka secara terbuka. Pasif komunikator biasanya memiliki rasa minder dan memungkinkan orang lain untuk melanggar hak-hak mereka. Mereka cenderung berbicara lembut dan menunjukkan kontak mata miskin. Pasif komunikator sering merasa marah karena kebutuhan mereka tidak terpenuhi.
2. Agresif
Jika Anda adalah seorang komunikator agresif, Anda tetap mempertahankan  diri sendiri dan hak-hak Anda secara langsung namun terkadang berprilaku tidak pantas. komunikasi verbal Anda ada kesan dapat melecehkan dan melanggar atas hak orang lain. Pribadi agresif juga berasal dari rasa rendah diri yang dilampiaskan dalam bentuk dominasi kekuasaan. Sebagaikomunikator agresif, Anda mencoba untuk mendominasi orang lain dan  mengancam, sering mengkritik, dan menyalahkan lemahnya orang lain untuk mendapatkan kekuasaan. bahasa tubuh Anda terlihat sombong, dan Anda cepat marah kalau tidak sesaui dengan keinginan anda. Sebagai hasilnya, Anda dijauhi  orang lain dan merasa lepas kendali. Anda tidak bisa mendapatkan kebutuhan Anda terpenuhi dengan cara yang sehat. Anda merasa orang lain berutang budi pada Anda atau menganggap orang lain lebih rendah. komunikasi Agresif melibatkan manipulasi. Seorang komunikator agresif mungkin mencoba untuk membuat orang lain melakukan apa yang mereka inginkan dengan menginduksi rasa bersalah atau menggunakan intimidasi. komunikator agresif tidak memperhitungkan perasaan orang lain dan sering berbicara dalam keras, menuntut suara. komunikator agresif sering mengganggu dan tidak mendengarkan dengan baik.
 Untuk menjadi komunikator yang lebih efektif, anda harus mengekspresikan diri secara langsung secara jujur ​​dan harus menghormati orang lain.      
3. Pasif-Agresif 
Jika Anda adalah seorang komunikator pasif-agresif, Anda tidak berhubungan langsung dengan masalah Anda. Anda tampaknya tidak memiliki masalah luar dengan orang lain, sedangkan secara tidak langsung mengekspresikan kemarahan Anda dan frustrasi. Sebagai komunikator pasif-agresif, Anda menggunakan sarkasme, penolakan dan bahasa tubuh membingungkan. Anda dapat mencoba untuk melemahkan atau bahkan sabotase orang lain. Akibatnya, Anda merasa tidak berdaya dan tidak efektif. Anda memiliki kesulitan memperoleh kepercayaan sejak lain tidak melihat Anda sebagai stabil atau mudah. 
Anda dapat meningkatkan efektivitas komunikasi Anda dengan langsung berurusan dengan masalah Anda. komunikator Pasif-agresif menghindari konfrontasi langsung namun upaya untuk mendapatkan bahkan melalui manipulasi. Mereka sering merasa tidak berdaya dan kesal. Mereka sering mengatakan "ya" ketika mereka benar-benar ingin mengatakan "tidak." Pasif-agresif komunikator sering sarkastis dan berbicara unkindly tentang orang-orang di belakang punggung mereka. Mereka mungkin bergumam untuk diri mereka daripada menghadapi orang atau masalah.      
4. Tegas
 Anda adalah komunikator yang kuat jika Anda tegas. Jika Anda adalah seorang komunikator tegas, Anda efektif menyatakan pikiran dan perasaan Anda secara jelas dan hormat. Anda menangani masalah Anda tanpa melanggar atau mengasingkan orang lain. Anda cenderung memiliki, sehat harga diri yang tinggi. Sebagai komunikator tegas, Anda menggunakan bahasa tubuh tenang, kontrol diri dan mendengarkan aktif. Akibatnya, Anda merasa memegang kendali dan lain-lain merasa betah dan terhubung dengan Anda. Anda menerima tanggung jawab untuk masalah Anda dan pilihan dan berdiri sendiri. Anda tidak mencoba untuk mengendalikan orang lain. komunikasi asertif adalah gaya disukai 

Rabu, 11 Mei 2011

Manajemen waktu


Manajemen waktu yang baik akan menghasilkan produktivitas yang maksimal.Apa sih yang dimaksud dengan manajemen waktu itu sendiri.Definisi manajemen waktu jika kita pisahkan menurut kata penyusunnya yaitu manajemen berasal dari kata manage artinya : mengatur atau mengelola, kemudian diikuti dengan kata waktu itu sendiri adalah terdiri dari siang dan malam yang tersusun dari  satuan waktu terkecil detik, menit, dan jam, hari, minggu, bulan, tahun dan seterusnya.Untuk lebih mudah dalam pelaksanaannya dan pemaksimalan hasilnya manajemen waktu sebaiknya dilakukan dari satuan waktu yang terkecil detik,menit,jam,hari dst.

Jadi manajemen waktu adalah usaha untuk memanfaatkan setiap bagian dari waktu untuk dilakukan aktivitas tertentu yang mana telah ditentukan target dalam jangka waktu tertentu suatu aktifitas atau pekerjaan harus sudah diselesaikan.Memang akan sulit sekali untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditargetkan, namun jika kita ingin hasil yang maksimal hal itu harus dilakukan setidaknya jika kita belum mampu 100 % sesuai target kita berupaya semaksimal mungkin itu lebih baik.

Manajemen waktu yang baik adalah dengan membuat data aktifitas atau pekerjaan dan menentukan skala prioritas dari setiap pekerjaan tersebut. Disini perlu kita tahu bahwa setiap pekerjaan pastilah penting namun dari daftar pekerjaan penting itu ada yang lebih penting yaitu pekerjaan yang mendesak atau genting dan biasanya berhubungan dengan deadline.Letakkanlah aktifitas yang genting pada daftar yang paling atas untuk segera dikerjakan baru diikuti dengan daftar urutan pekerjaan lain yang kurang prioritasnya.

Teori manajemen waktu ini akan memberikan hasil yang baik jika dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan disiplin tinggi. Selain itu komitmen yang tinggi setiap individu juga sangat diperlukan dalam mematuhi dan menjalankan manajemen waktu kerja yang telah ditentukan oleh perusahaan, instansi atau kita tentukan sendiri dalam menjalankan aktifitas kita sehari-hari.

manajemen Keuangan


Penjelasan Singkat Masing-Masing Fungsi Manajemen Keuangan :
1. Perencanaan Keuangan
Membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
2. Penganggaran Keuangan
Tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.
3. Pengelolaan Keuangan
Menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.
4. Pencarian Keuangan
Mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan.
5. Penyimpanan Keuangan
Mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dana tersebut dengan aman.
6. Pengendalian Keuangan
Melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada paerusahaan.
7. Pemeriksaan Keuangan
Melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.
B. Tugas Pokok Manejemen Keuangan
Tugas-tugas dasar yang diemban oleh seorang menejer keuangan secara umum adalah :
1. Mendapatkan Dana Perusahaan
2. Menggunakan Dana Perusahaan
3. Membagi Keuntugan / Laba Perusahaan
C. Tujuan Manajemen Keuangan
Tujuan dengan adanya manajer keuangan untuk mengelola dana perusahaan pada suatu perusahaan secara umum adalah untuk memaksimalisasi nilai perusahaan. Dengan demikian apabila suatu saat perusahaan dijual maka harganya dapat ditetapkan setinggi mungkin.

Selasa, 10 Mei 2011

MANAJEMEN KINERJA



MANAJEMEN KINERJA
Pengertian
Kinerja :

- Terjemahan dari bahasa Inggris Performance
- Tampilan berupa proses dan hasil kerja yang dapat diamati dan diukur
- Kemampuan yang diwujudkan dalam bentuk proses dan hasil kerja oleh karyawan 
Manajemen :
- Adopsi dari bahasa Inggris management yang berarti pengelolaan
- Daya upaya untuk menggunakan sumber daya secara efektif, efisien dan produktif untuk mencapai tujuan organisasi melalui proses perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian 

Manajemen Kinerja :
- Daya upaya untuk meningkatkan kemampuan dan mendorong karyawan melalui berbagai cara agar bekerja dengan penuh semangat, efektif, efisien dan produktif, sesuai dengan proses kerja yang benar agar mencapai hasil kerja yang optimal


Tujuan Manajemen Kinerja :

- Untuk meningkatkan kemampuan dan mendorong karyawan agar bekerja dengan penuh semangat, efektif, efisien dan produktif serta sesuai dengan proses kerja yang benar sehingga diperoleh hasil kerja yang optimal
Alasan dibutuhkannya manajemen kinerja :
- Setiap karyawan ingin memiliki penghasilan yang tinggi
- Setiap karyawan ingiin memiliki keahlian sesuai bidangnya
- Setiap karyawan ingin berkembang karirnya
- Kewajiban bagi pimpinan untuk meningkatkan penghasilan karyawan
- Kewajiban bagi pimpinan untuk meningkatkan kinerja karyawan
- Setiap karyawan ingin mendapatkan perlakuan adil atas hasil kerjanya
- Bagi yang berprestasi berhak memperoleh penghargaan dan bagi yang melanggar aturan wajib diberi sangsi
- Setiap institusi ingin bekerja secara efektif, efisien dan produktif
- Berakibat positif atau negatif tergantung dari kebijakan institusinya
- Positif bila institusi memiliki niat untuk mengembangkan SDM
- Negatif bila institusi tidak memiliki niat mengembangkan SDM

Issue-issue alasan peningkatan kinerja karyawan :
- Mutu karyawan masih rendah, dilihat dari kemampuan yang dimiliki sebagai akibat dari rendahnya tingkat pendidikan, rendahnya kesempatan mengikuti pelatihan dan rendahnya etos kerja
- Mutu produk/pelayanan/ hasil kerja masih rendah


Tujuan peningkatan kinerja karyawan :

- Untuk memenuhi kebutuhan perusahaan yang menginginkan hasil kerja yang bermutu
- Untuk meningkatkan kemampuan sistem perusahaan agar efektif, efisien dan bermutu
- Untuk membantu karyawan dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja maupun kepribadiannya
Karyawan :
- Tenaga kerja yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak oleh institusi untuk merencanakan dan melaksanakan pekerjaan sesuai bidangnya
Karyawan sebagai investasi :
- Karyawan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang keahliannya.
- Tugas utama karyawan meliputi pelaksanaan tugas secara konsisten dan selalu mengembangkan pengetahuan untuk meningkatkan mutu kerjanya.
Keterkaitan kinerja dan profesionalitas :
- Kinerja erat hubungannya dengan profesionalitas, karena orang yang professional akan memiliki kinerja yang tinggi.


Profesional :

- Orang yang menyandang suatu profesi
- Orang yang memiliki kinerja atau performance tinggi dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya

Tampilan profesional :
- Menampilkan kemampuannya dalam bentuk perbuatan (performance), bukan sekedar kata-kata
- Bekerja atas dasar tugas, wewenang, dan tanggung jawab profesi untuk kepentingan dan kepuasan pelanggan
- Memiliki komitmen sebagai anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya
- Terus menerus mengembangkan strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan sesuai profesinya itu


Karakteristik profesional seorang karyawan :

- Memiliki kompetensi sesuai bidang/materi pembelajaran
- Memiliki kompetensi kekaryawanan dan kependidikan 
- Memiliki kapasitas untuk bekerja secara mandiri
- Mementingkan orang lain
- Memiliki kode etik, sanksi dan tanggungjawab profesi
- Memiliki sistem imbalan kerja yang memuaskan


Prinsip dasar meningkatkan kinerja :

- Membangkitkan motivasi dan etos kerja untuk bekerja secara professional
- Meningkatkan kompetensi kerja (akademik/vokasional) melalui pendidikan, pelatihan, kelompok kerja, belajar sendiri
- Meningkatkan kompetensi sosial dan personal melalui pendidikan, pelatihan, kelompok kerja, belajar sendiri
- Menerapkan sistem "reward & punishment"
- Menerapkan sistem imbalan yang memuaskan 
- Menerapkan sistem jenjang karier yang jelas

Minggu, 08 Mei 2011

Proses Perencanaan


PROSES PERENCANAAN
proses perencanaan dalam suatu bisnis sangat penting sekali, tanpa perencanaan maka dalam suatu organisasi tidak akan mendapatkan tujuan yang ingin dicapai maka dari itu untuk membentuk  dan menjalankan suatu organisasi maka kita harus menentukan sebagai berikut ;
1. Menentukan tujuan perencanaan 
2. Menentukan tindakan untuk mencapai tujuan
3. Mengembangkan dasar pemikiran kondisi mendatang
4. Mengidentifikasi cara untuk mencapai tujuan
5. Mengimplementasi rencana tindakan dan mengevaluasi hasilnya

TIPE PERENCANAAN YANG DIGUNAKAN PARA MANAJER
Meliputi :
1. Perencanaan Jangka pendek (Short Range Plans)
2. Perencanaan Jangka panjang (Long Range Plans)
3. Perencanaan Strategi 
4. Perencanaan Operasional
5. Perencanaan Tetap
6. Perencanaan Sekali Pakai

1.Perencanaan Jangka Panjang & Jangka Pendek 
Jangka Pendek : Perencanaan untuk jangka waktu 1 tahun atau kurang 
Menengah : 1 s/d 2 tahun
Panjang : Jangka waktu 5 tahun atau lebih

2. Perencanaan strategi dan operasional
A. Perencanaan Strategi : Kebutuhan jangka panjang dan menentukan komprehensif yang telah diarahkan.
Menentukan tujuan untuk organisasi kegiatan apa yang hendak diambil sumber-sumber apa yang diperlukan untuk mencapainya.
Tahap perencanaan strategi:
1. identifikasi tujuan dan sasaran
2. penilaian kinerja berdasar tujuan dan sasaran yang ditetapkan
3. penentuan perencanaan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran
4. implementasi perencanaan strategi
5. evaluasi hasil dan perbaikan proses perencanaan strategi
Tujuan perencanaan strategi: mendapatkan keuntungan kompetitiff (competitive advantage).

Sabtu, 07 Mei 2011

Perencanaan Dalam manajemen


Perencanaan Dalam manajemen

Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain—pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan—tak akan dapat berjalan.

Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.

Tujuan
Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan empat tujuan perencanaan. Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.

Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.

Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan.

Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan.

Selain keempat hal tersebut, sebagian besar studi menunjukan adanya hubungan antara perencanaan dengan kinerja perusahaan.

Elemen perencanaan
Perencanaan terdiri dari dua elemen penting, yaitu sasaran (goals) dan rencana itu sendiri (plan).